ANALISIS INDIKATOR AKURASI MEDIA CETAK DAN ONLINE
TUGAS JURNALISTIK MEDIA CETAK
Di susun oleh Kelompok :
1.
Ameilia
Putri Ichsanti (1643010001)
2.
Anisha
Kurniasari (1643010042)
3.
Rhydea
Maria Hefrida (1643010021)
4.
Trisia
Desi Pratiwi (1643010029)
5.
Nabila
Dwi Maharani (1643010055)
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU
KOMUNIKASI
2018
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Perbandingan Akurasi pada Media Cetak
dan Media Online.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang kami susun
tentang Perbandingan Akurasi pada Media Cetak dan Media Online serta manfaatnya
untuk pembaca.
Surabaya, 7 Maret 2018
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………...1
1.1 Latar
Belakang ………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan
Masalah …………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan
Penelitian …………………………………………………………………......1
1.4 Manfaat
Penelitian ………………………………………………………………...….1
BAB II
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………....…2
A. SUAP
AUDITOR BPK ROCHMADI DIHUKUM 7 TAHUN PENJARA (media cetak Kompas) …………………………………………………………………….….2
B. JAKSA
BUKA LAGI REKAMAN SUARA (media cetak Jawa Pos) ………….........3
C. LUSA
MANTAN BUPATI NGANJUK SIDANG PERDANA (media cetak Memorandum)
………………………………………………………………………...4
D. KADISPENDIK
KABUPATEN NGANJUK DISIDANG TERKAIT OTT (media online beritajatim.com)………………………………..………………………………5
E. JAKSA
KPK BUKA REKAMAN PERCAKAPAN ANANG-MARLIEM, NOVANTO DISEBUT (media online
suara.com)……………………………………6
F. EKS
AUDITOR BPK ROCHMADI DIVONIS 7 TAHUN BUI (media online detik.com)……………………………………………………………………............7
BAB III PENUTUP
…………………………………………………………………………........8
A. KESIMPULAN
………………………………………………………………….........8
B. SARAN………………………………………………………………………………..8
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………...………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media
informasi di Indonesia semakin hari semakin berkembang, yang di mulai dengan
media cetak dan berkembang menjadi media online. Media cetak yaitu sebuah media yang dibuat memakai bahan dasar
kertas (bisa juga dengan kain) yang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Unsur-unsur utama dari media cetak adalah teks dan gambar
visualisasi. Dan media online juga memiliki arti sebagai berikut media dalam
jaringan yang terhubung melalui jaringan computer dan internet.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Sebagai
media sosialisasi dan informasi mengenai perbedaan Media Cetak dan Media Online
2. Sebagai
referensi bagi siswa-siswi untuk membuat makalah ilmu komunikasi ataupun
makalah dalam rangka untuk memenuhi tugas sekolah
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa
saja indikator indikator akurasi yang dapat dipakai untuk analisa ?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memenuhi
tugas Jurnalistik Media Cetak
2. Sebagai
mahasiswa ilmu komunikasi agar mengetahui perbedaan media cetak dan media
online
3. Memahami
indikator akurasi sebuah berita
BAB
II
2.1
Isi dan Pembahasan
Akurasi adalah suatu nilai dasar, standar etik disamping
standtar profesional dan operasional yang harus diterapkan oleh para jurnalis.
Akurat berarti kita mendapatkan informasi yang pasti dan tidak bisa dibantah.
Dalam menguji keakurasian sebuah berita, ada beberapa indikator yang dapat
dipakai yaitu :
1. Omission (Kelalaian
atau Tidak Mencantumkan Narasumber)
Salah
satu indikator akurasi berita adalah omission, dimana adanya kelalaian
atau tidak adanya pencantuman sumber berita dan minimnya cek dan ricek
sumber-sumber informasi sebelum menyajikan berita. Idealnya penyebutan sumber
harus menyebutkan nama, bukan anonim (tanpa nama).
2. Under/Over
Emphasis (kurang/berlebihan dalam memberi perhatian atau
tekanan)
3. Analisis Misspelling (Kesalahan Ejaan).
4. Missquote,
incorrect age, name, date, and location.
Mispeling, incorrect age, name, date, and locationadalah
kesalahan dalam pengutipan, kesalahan penulisan umurm nama, dan lokasi. Hal ini
merupakan seuatu yang bisa saja terjadi pada berbagai media pemberitaan khusSus
nya media cetak dan online yang mengandalkan tulisan dalam menyampaikan
informasi atau berita.
5. Kesalahan Atribusi Narasumber
Akurasi
atribusi narasumber dilihat dari kesesuaian narasumber atau organisasi, siapa
dia, apa keahliannya dan apa kaitannya dengan berita yang sedang di beritakan.
Berita
media cetak Kompas “SUAP AUDITOR BPK
ROCHMADI DIHUKUM 7 TAHUN PENJARA”
1.Omission
Berita
yang ada di dalam koran Kompas pada hari Senin, 05 maret 2018 ini sudah dapat
dikatakan berita yang memenuhi keakurasian indicator Omission karena didalam
berita tersbut ada seorang Majelis Hakim dan Jaksa KPK yang di cantumkan dalam
sebuah foto.
2.Under
atau Over Emphasis
Dalam
berita ini terdapat Under atau Over Emphasisnya
terdapat pada kalimat “atas putusan ini, Rochmadi merasa bersyukur dan
tidak melakukan upaya hukum lanjutan ….. dijatuhkan majelis hakim” dan terdakwa
kasus suap pemberian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan ….
Perkara itu.”
3. Misspelling
Berita
ini memiliki Misspelling yang berada pada kata “jaksa KPK” yang hanya di tulis
“jaksa” , “nomor I-15” yang seharusnya “1-15.”
4. Misquotes,
incorrect age, name, date & location
Dalam
berita yang ada di sini semua sudah memenuhi akurasi yang terjadi pada judul
dan isi sama tidak ada perbedaan, waktu yang di cantumkan tidak memiliki sebuah
tahun tetapi hanya tanggal dan bulan saja, lokasi yang di cantumkan memiliki
sedikit kesalahan seperti “I-15” tidak konsisten dalam kata yaitu setelah angka
romawi memakai angka biasa.
5.Kesalahan
menampilkan atribusi narasumber
Dalam
berita yang terdapat pada media cetak Kompas ini sudah benar dengan menyertakan
Majelis Hakim dan Jaksa KPK sebagai bukti Atribusi Narasumber.
Berita
media cetak Jawa Pos “JAKSA BUKA LAGI
REKAMAN SUARA”
1.Omossion
(Kelalaian atau tidak mencantumkan sumber)
Berita
yang dimuat dalam media cetak koran Jawa Pos pada hari Selasa,06 Maret 2018
telah memenuhi standar indikator keakurasian amission yaitu sudah mencantumkan
nama sumber berita berasal , yaitu keterangan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) ,
serta keterangan keponakan Setnov . Selain itu terdapat gambar berita oleh
Fedrik Tarigan yang sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
2.Under
/ Over Emphais (Kurang / berlebihan dalam memberi tekanan / perhatian)
Di
dalam berita ini tidak ditemukan adannya Under atau Over Emphasis karena bahasa
yang di gunakan sudah cukup mudah untuk dipahami oleh pembaca.
3. Misspelling
(Kesalahan Eja)
Di
dalam berita ini tidak ditemukan adanya kesalahan eja . Setiap kalimat yang
disajikan sudah benar
4.Misquotes,
incorect name, date, & location
Di
dalam berita ini penulisan tanggal, penulisan nama dan lokasi sudah di tulis
secara benar dan akurat . Hanya saja , dalam penyebutan nama saksi yang hadir
tidak semua di tulis , yang tertera hanya beberapa saja , seperti Irvanto
Hendra yang merupakan keponakan Setnov .
5.Kesalahan
menampilkan atribusi narasumber
Dalam
berita ini tidak terdapat kesalahan
Atribusi narasumber karena narasumber yang di pilih sudah tepat yaitu pihak
Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK yang menangani kasus ini.
Berita media cetak Memorandum “LUSA MANTAN BUPATI
NGANJUK SIDANG PERDANA”
1.Omission (Kelalaian atau tidak mencantumkan
sumber)
Berita yang dimuat oleh koran harian
Memorandum pada Rabu 7 Maret 2018 ini telah memenuhi standar keakuratan
amission, yaitu mencantumkan sumber dari berita tersebut. Disini sumber dari
berita tersebut adalah salah satu panitera muda (pandum) dari Pengadilan
Tipikor Surabaya.
2.Under or over emphasis (Kurang atau berlebihan
dalam memberi tekanan atau perhatian)
Di dalam berita ini tidak ditemukan adanya
under atau over emphasis, karena telah menggunakan bahasa yang baku dan mudah
untuk dipahami oleh pembaca dari koran ini.
3.Misspelling (Kesalahan eja)
Di dalam berita ini tidak ditemukan adanya
misspelling atau salah eja. Setiap kalimat yang disajikan di berita ini sudah
benar.
4. Misquotes, incorrect age, name, date, &
location
- Di dalam berita ada satu kesalahan dalam menuliskan nama, yaitu Suwandi yang pada berita ini mereka tulis. Disini mereka typo dalam menuliskan nama Suwandi, yang mereka tulis disini adalah Suawndi. Hal ini terdapat dalam kalimat “ Sementara Ibnu Hajar dan Suawndi, juga telah ....”.
- Dan adalagi salah ketik dalam penamaan salah satu media sosial whatsapp. Disini mereka typo dalam menuliskannya, yang mereka ketikkan ialah whatapps. Hal ini terdapat pada kalimat “singkat Akhmad Nur melalui whatapps (WA)-nya ...”
5. Kesalahan menampilkan atribusi narasumber
Di dalam berita ini tidak terdapat kesalahan
atribusi narasumber karena narasumber yang dipilih sudah tepat yaitu salah satu
panitera muda (pandum) dari Pengadilan Tipikor Surabaya yang bisa melihat
jadwal persidangan.
Berita media online beritajatim.com “KADISPENDIK KABUPATEN NGANJUK DISIDANG TERKAIT OTT”
1. Omossion
(Kelalaian atau tidak mencantumkan sumber)
Berita
yang dimuat media online murni beritajatim.com pada hari Senin, 29 Januari 2018
telah memenuhi standar indikator keakurasian amission yaitu sudah dicantumkan
nama sumber berita berasal sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
2. Under
/ Over Emphais (Kurang / berlebihan dalam memberi tekanan / perhatian)
Dalam
berita ini terdapat over emphasis yaitu pada kalimat “Dalam dakwaan disebutkan,
bahwa terdakwa yang melakukan atau yang turut serta dalam melakukan beberapa
perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan.” Dan pada
kalimat “Bahkan, M Bisri (berkas terpisah), selaku Kabid Perencanaan Dinas
Pendidikan Nganjuk menyampaikan kepada Taufiqqurahman bahwa para 10 pegawai
yang namanya disodorkan itu sanggup memberikan uang syukuran.
3.Misspelling
(Kesalahan Eja)
Terdapat
kesalahan eja pada berita ini yaitu “sekitarRp 590 juta” yang tidak menggunakan
spasi diantara kata.
4.Misquotes,
incorect name, date, & location
Dalam
berita ini telah memenuhi indikator akurasi yaitu tidak terjadi kesalahan pada
judul yang telah sesuai dengan isinya. Serta penulisan tanggal yang tepat,
penulisan nama yang benar dan lokasi yang akurat.
5. Kesalahan
menampilkan atribusi narasumber
Pada
media online beritajatim.com telah sesuai dengan adanya informasi dari jaksa
KPK yang memiliki keakurasian tinggi.
Berita
media online “JAKSA KPK BUKA REKAMAN PERCAKAPAN ANANG-MARLIEM, NOVANTO DISEBUT”
1. Omission
Dalam
berita ini m.suara.com sudah memenuhi indikator akurasi Omission karena sudah
di cantumkan narasumber yaitu pihak Jaksa KPK dan terdapat sumber foto berita
oleh Siswanto Nikolaus Tolen.
2. Under
atau Over Emphasis
Di
dalam berita ini tidak ditemukan adannya Under atau Over Emphasis karena bahasa
yang di gunakan sudah cukup mudah untuk dipahami oleh pembaca.
3. Misspelling
Terdapat
kesalahan penulisan yang seharusnnya di tulis “Jaksa KPK” tetapi hanya di tulis
“Jaksa.”
4. Missquote,
Incorret Age, Name, Date, And Location
Dalam
berita ini di tulis beberapa kutipan pertanyaan dan nama – nama tokoh yang
tersangkut kasus ini. Menurut kami, ada nama yang di tulis kurang tepat seperti
“Jaksa KPK” hanya di tulis “Jaksa” saja
dan pengutipan nama di tulis kurang jelas seperti nama “Anang” yang tidak di
perjelas siapa orang tersebut.
5. Kesalahan
Atribusi Narasumber
Dalam
berita ini tidak terdapat kesalahan
Atribusi narasumber karena narasumber yang di pilih sudah tepat yaitu pihak
Kejaksaan KPK yang menangani kasus ini.
Berita
media online detik.com “EKS AUDITOR BPK ROCHMADI DIVONIS 7 TAHUN BUI”
1. Omossion
(kelalaian atau tidak mencantumkan sumber)
Berita
yang dimuat dalam media online detik.com ini sudah memenuhi indikator ataupun
syarat dari akurasi omission karena sudah di cantumkan sumber yaitu ari
saputra. Dan berita tersebut juga sudah ada foto foto terdakwah untuk
memperjelas berita dan juga sudah ada sumber dari foto terebut.
2. Under
atau over emphais (kurang/ lebih dalam memberi tekanan atau perhatian)
Didalam
berita ini saya tidak menemukan adanya kurang dari berita
tersebut. dan berita ini menurut saya bisa membuat masyarakat bisa lebih
memahami isi berita tersebut jadi tidak ada yang kurang ataupun lebih. Dan
berita online tersebut juga sudah disertai foto foto terdakwah untuk
memperjelas berita dan juga sudah ada sumber dari foto terebut. Dan lebih
memberi perhatian juga kepada masyarakat pembaca.
3. Misspelling
(Kesalahan Eja)
Di
dalam berita ini jika saya lihat tidak ada kesalahan eja didalam berita online
ini. Semua kalimat yang di cantumkan sudah benar dan memenuhi ejaan yang
benar.
4. Misquotes,
incorect name, date and location
Di
dalam berita media online ini tentang rochmadi divonis 7 tahun akibat korupsi.
Sudah lengkap, tanggal, hari,tahun, dan nama sumber juga sudah di cantumkan dan
sudah benar. Nama terdakwah dan penulisan huruf juga benar, menggunakan huruf
kapital di awal kalimat untuk penggunaan nama. Dan untuk waktu juga sudah benar
Seperti Senin 5/3/2018. Di berita online ini juga sudah disebutkan tempat atau
location yang tepat. Tidak ada yang ditambah tambahi dan tidak ada yang
dikurangi.
5. Kesalahan
menerima Atribusi marasumber
Dalam berita ini tidak ada kesalahan menerima
atribusi dalam narasumber dan judul dari berita tersebut juga sudah cocok dan
banyak masyarakat yang menanggapi hal ini.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
BAB
3
PENUTUPAN
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
Menyadari
bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan lebih
fokus dan menjelaskan secara
lengkap tentang makalah ini dengan sumber -
sumber yang lebih banyak dan yang dapat di pertanggung jawabkan. Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar